lirik putus asa

untuk kita yang tidak tahu kapan saatnya

Kita terbaring menatap gambar atau kata-kata atau serpihan instastory juga utas panjang orang-orang yang tidak kita kenal. Dan kita duduk, doomscrolling, sampai sakit kepala dan ujung mata kita berkedut kelelahan. Kita mencari-mencari alasan untuk tidak tidur jam sembilan malam. Kita membetul-betulkan argumen di kepala kita bahwa setiap kata dan gambar yang hadir adalah makna dan selalu punya potensi untuk dimaknai. Walaupun kita tahu semuanya itu lenyap bersama dengan jari-jari kita yang menggaruk pantat sedikit gatal. Sepertinya deterjen baru itu membuat kulit sensitif kita sedikit iritasi. Lalu kita menguap. Terombang-ambing marah. Kesal sendiri. Kita kemudian mengingat sebuah tulisan buruk sastrabro tentang cinta di era digital. Bukan. Kita tidak mengingat tulisannya. Kita hanya mengingat penulis membosankan yang tulisannya tidak kita suka. Lalu kita tersenyum sambil mendengus sedikit lega karena kita tidak pernah mengenal para penulis itu. Berbahagialah kita yang hanya mengamati karena daripadanyalah hadir kemarahan terus menerus. Paling tidak kita tidak pernah menyesal pernah menulis sesuatu yang begitu cringe. Apakah ada makna dari bacotan laki straight sok tahu yang tidak sadar kalau tulisannya begitu buruk dan menyebalkan? Kita terus menerus kesal. Kita baru putus dari pacar. Kita baru menerima surat penolakan kerja. Kita baru menerima pesan dari induk semang kalau kita tidak bisa lagi mencicil bayar kosan. Lalu kita terus murung. Video kucing lucu itu tak lebih dari sebuah kedipan. Kita meringis sedetik lalu melewatkannya. Kita berbisik pada diri sendiri mengapa hidup begitu susah. Kita ingin mendapatkan sedikit pemasukan yang stabil. Kita ingin menulis cerpen atau novel bagus tanpa diganggu dan ditanya pada siapa kita mengizinkan lubang kita diisi. Kita ingin menjadi intelektual. Kita ingin membuat kesenian. Kita ingin menjadi pegiat budayawan. Kita sepertinya ingin begini kita ingin begitu ingin ingin ini itu banyak sekali. Tapi kita cuma ingin hidup. Dan kita tidak tahu kapan saatnya.

Leave a comment